Pada bagian ini, akan dipaparkan:
1) pengertian morfem;
2) perbedaan morfem, morf, dan alomorf;
3) perbadingan morfem dengan kata;
4) paradigma; dan
5) prinsip-prinsip pengenalan morfem.
D.
Paradigma dan deretan Morfologis
Paradigma yaitu daftar
lengkap perubahan afiksasi yang mungkin dengan morfem asal yang sama (Verhaar,
1984:65). Morfem asal itu mungkin mengalami perubahan bentuk akibat afiksasi
(Sitindoan, 1984:68). Pengertian paradigma sama maknanya denganderetan morfologik
seperti yang diungkapkan Ramlan (1983:28) yaitu suatu deretan atau daftar yang
memuat kata-kata yang berhubungan dalam bentuk dan artinya.
Deretan morfologik ini
akan berguna dalam menentukan sebuah morfem. Dengan membuat paradigma atau
deretan morfologik kita akan dapat menentukan suatu morfem, misalnya:
menulis
penulis
tertulis
bertulis
bertuliskan
tulisan
tulis-menulis
menulisi
ditulisi
dituliskan
bertuliskan
menuliskan
![]() |
tulis
Dari perbandingan kata
yang terdapat dalam paradigma di atas, dapat disimpulkan adanya morfem tulis
sebagai unsur yang terdapat pada tiap-tiap kata. Dengan demikian kita dapat
menentukan bahwa menulis terdiri atas morfem meN- dan tulis
dan seterusnya. Contoh lain dapat kita lihat dari paradigma berikut.
terlantar
menelantarkan
ditelantarkan
keterlantaran
![]() |
terlantar
berdasarkan paradigma
di atas jelaslah bahwa kata terlantar terdiri atas satu morfem, bukan
dua morfem ter- dan lantar.
No comments:
Post a Comment