Pages

Puisi "KAYA ATAU MATI?? (PROLOG)"

KAYA ATAU MATI?? (PROLOG)
Oleh: Surya Sanjang. W 


Kata orang negeri sebrang
Kaya emas berlian?
Kata orang negeri mekkah
Kaya hati berlimpah-limpah?

Namun kenapa mereka datang dan pergi?
Bawa serangkum rahasia mati?
Lalu berita senja
Terbahak menjawab Tanya liputan-liputan duka?

Huh!
Hidup seperti membeli jepitan sandal
Yang habis putus batang leher
Dibuang ke entah?
Ini Aku berjanji pada kalangan tanah
Indonesiaku surga yang penuh sampah!
                       
Aku tak peduli
Kaya atau Mati……?
Hanya terdengar olehku…
“Apa pesan trakhirmu?”

Puisi "ROMANTIKA MERAH PUTIH"

ROMANTIKA MERAH PUTIH
Oleh: Suryadi Sanjang W.

Masih tergambar mega senja yang suram
Kala bambu runcing bagai sepasang tanduk
Yang tumbuh di kepala?
Menyaksikan ribuan jiwa menyusun tenaga
Di tiang-tiang bendera!

Tak kusangka penggalan nafas itu
Mencoba menampakan sendu
Sepi yang menawan kalbu
Terampas di genggamanmu
Gontai dengan segala langkah bisu
 Di manakah Cahya ku Berlalu…?

Sesaat ilalang terinjak
Mereka terbahak-bahak
Dengan bangga meminum arak…..
Seraya berkata ; “akulah Tuhanmu kelak!
Yang janjikan emas,perak!” di mabuk neraka?

Aku semakin tak mengerti?
Mengapa Segala penuh raut iblis?
Dan Di depanku ini seonggok tubuh
           Terbaring dengan merah putih di pelipis

                                                Tertanda 
                                                (rakyat-rakyat Pengemis)

Puisi "Tergantung Alam"

Tergantung Alam
oleh: Iyutiyana

Dari balik kehidupan indraku membaca
Dari tepian waktu hatiku mengamati
Dia bersandar pada alam belas kasihan
Menengadah dalam dzikir. .
Menahan lelah beban dipundak,
Mengahampiri dari tepi ke tepi. .
Tak acuh, bawel, dan ramah. .
Menitik air mata batin tertekan
Terterima senyum tetap terkembang



                                    Dalam diam ia berkata. .
                                    Tuhan. . .
                                    Berikanku rizqi tuk makan anak istriku petang. . !!


11 Juli 2011

Puisi "Gradasi"

Rounded Rectangle: PUISIGradasi
Oleh: IYUTIYANA

Renunganku tak berbatas biru langit nan lugas
Keindahanku tak berbatas hijau alam nan damai
Tapi kehidupan : berbatas htam pekat malam
Bertepi dibibir pantai : berujung di.Atas awan
Hanya ini yang ku tahu !

Segenting deru bising suara esok
Kutambatkan kegelisahan si abu-abu
Mendelik ciut sorot merah nan tajam
Kembali berbuih saat tertampar bibir waktu


Indra merah jambu cairkan kebekuan
Ungu beriringan nyala kuning matahari
Menitikkan seberkas coklat di noda debu
Menepuk-nepuk, berlari. . .
Bersorak-sorak merangkul gradasi alam
Tak lagi kepalsuan. . .
Tak lagi individual sang suram. . .
Karna ini yang kita mau !



9 juli 2011

CERPEN "NEGERI MISKIN NURANI"

NEGERI MISKIN NURANI
Oleh: Yulian D'rayez

Malam ini aku tersadar kembali dari lamumanku. Entah untuk berapa lama aku termenung menatap sepanjang jalan raya itu. Di bawah kolong jembatan tak terasa angin dingin telah meminta perutku untuk di isi dengan benda benda yang sedari tadi tergambar dalam imajinasiku. Udara malam ini benar benar berbeda dari sebelumnya, terasa dingin menembus kulit kulitku yang mulai berkurang lemak. Terlihat tulang tulangku seperti ranting kayu, begitu ringkih dan kaku. Otakku pun melayang layang kembali memutar memory siang tadi. Disepanjang jalan yang kulewati, mataku memaksaku untuk sejenak terhenti pada sebuah gedung. Atap kokoh berwarna hijau menyerupai jamur yang subur ketika musim hujan datang mengaum. Banyak sekali orang orang hilir mudik membawa kendaraan mewahnya keluar masuk gedung tersebut.
“Lihatlah bodoh! Didalam sana kau akan temui orang orang kaya berdasi! Memegang uang yang tak akan pernah habis walau ia telah menyatu dengan tanah. Tidak sepertimu, hanya bisa meminta minta tanpa tahu kapan akan kaya!” kata salah satu benda didalam tengkorak kepalaku.
“Benar! Benar! Bahkan kau tak pernah menjamuku dengan makanan enak selama aku bersamamu! Kau hanya memberiku nasi basi dari sampah sampah yang kau temui!” seru salah satu suara dari dalam perutku.
Aku hanya terdiam membisu, menatap gedung itu. Mereka berdua terus saja mengoceh tak karuan, menyuarakan argument yang menurutku memang benar adanya.
“Mungkin memang itu nasib mereka yang berada didalam sana” kataku pada mereka sembari berjalan meninggalkan tempat itu.
            “Ah kau memang bodoh! Ingat ingatlah dulu, bukankah kau pernah diberinya janji untuk hidup enak asalkan kau mau memilihnya jadi wakil suaramu! Terdengar lagi dari dalam perutku berceloteh.
Kemudian katanya lagi, “ Sekarang seharusnya kau meminta hakmu bodoh! Ia telah berjingkrak jingkrak diatas penderitaanmu kini! Tidakkah kau merasa iri dengan ini? Hah!”
“Sudahlah tak perlu kalian menceramahiku, aku memang bodoh, tak berambisi seperti mereka” langkah kakiku kupercepat karena memang saat itu jalanan yang kulewati sangat panas. Tanpa alas kaki tanpa sehelai kain menutupi kepalaku.
“Sial! Bahkan kau tak memberiku keteduhan ketika panas memanggangku hidup hidup! Miskin sekali hidupmu!” umpat suara dari dalam kepalaku.
Tak kuhiraukan mereka, secapat mungkin aku berlari. Menembus rasa amarahku, mengumpat dan menangis.
“Hentikan! Aku sudah tak kuat lagi memberi tenaga untukmu. Inikah balasan yang kau berikan padaku. Kau menyakitiku!” lagi lagi entah dari mana asal suara itu.
Akupun terhenti, mengatur nafas. Mendudukkan pantatku diatas trotoar yang sangat panas, meskipun aku tahu tak dekat dari tempatku ada halte bus yang rindang yang dengan senang hati mengajakku untuk duduk didalamnya. Tapi ku-urungkan niatku, karena aku tahu, mereka yang lebih dulu duduk disana tak akan pernah mau menerima kehadiranku membaur bersama mereka. Aku adalah kotoran busuk bagi banyak orang, tak berguna dan harusnya berada di tenpat sampah, entahlah.
“inikah Negeri Miskin Nurani? Negeri bejat, Negeri tempatku berada bersama dua orang yang selalu memprotes hidupku dan bersemayam didalam tubuhku.” Gumamku
“apa yang kau lakukan selama hidupmu? Hingga kau seperti ini? Manusia bodoh yang tak pernah memberikan kami kebahagiaan!” berkata kembali ia dengan nada tinggi dan menggelegar. Aku dibuatnya pusing. Pusing sekali. Sangat pusing hingga keubun ubun.
Ingin rasanya aku muntah sejadi jadinya, mengeluarkan mereka dalam ragaku dan berharap waktu memberi kenyamanan pada diriku. Para iblis jahanam yang merasuki otak dan perutku, aku muak dengan mereka.
“Harusnya kau malu menjadi manusia. Hanya bisa ditindas seakan kau ini hewan kotor yang terbuang dari kumpulanmu. Hahahaha!” makhluk didalam otakku mulai menertawaiku.
“Diam kau!!!” bentakku pada makhluk itu.
Kemudian dengan sangat keras kupukul pukulkan kepalaku di dinding bawah jembatan mengingat kejadian siang tadi dan cemoohan para iblis itu. Udara dingin seakan seperti singa menyayat nyayat kulitku. Entah untuk berapa lama aku terdiam dan terkapar di tanah menahan rasa sakit karena benturan itu telah membuat kepalaku bersimbah darah.
 “aku tidak perlu malu, aku hanya merasa beban yang tertanggung di pundakku sangat berat. Tak dapat lagi aku topang dengan kondisiku yang semakin ringkih.” Ucapku lirih
Mataku berkunang kunang, darah yang mengalir di kepalaku mulai mengering tetapi aku masih merasakan pusing dan tekanan hebat menyertai rasa sakit itu. Kini, aku sendiri sudah muak terhadap diriku. Sudah demikian sering makhluk makhluk yang aku sendiri tak tahu dari mana datangnya dan menyelinap kedalam tubuhku, terus berusaha melantunkan sajak-sajak seakan merendahkanku dan memintaku untuk berbuat nista.
Pernah suatu ketika, para makhluk itu memintaku untuk merampok tas seorang wanita tua bangka yang baru keluar dari swalayan ternama yang tidak jauh dari tempatku meminta minta.
“hey kawan! Lihat wanita itu, lihat emas emas yang menggantung disekujur tubuhnya. Itu juga hak milikmu.” Makhluk itu membisikkan kata kata itu tepat di dalam otakku
Kemudian katanya lagi semakin mencengkeram nuraniku, “Ia tak ditakdirkan lahir sebagai keledai atau tikus got yang dibebani tanggungan sebesar dirimu. Tidakkah kau ingin merasakan hidup seperti dia juga?” setengah mati makhluk itu membujukku
“tapi aku tak bisa melakukannya, itu bukan diriku, aku tak pernah diajarkan untuk merampas milik orang seperti itu, tidak! Aku tidak mau! Itu tidak manusiawi!” Kataku sedikit gemetar.
“Ini bukan persoalan kemanusiaan kawan! Tapi ini persoalan hidup matimu! Tidakkan kau lapar? Tidakkan kau ingin makan makanan mewah? Memakai pakaian layak seperti orang orang? Berpikirlah kawan. Tanpa uang kau akan mati! Mati membusuk seperti kotoran!”  makhluk di dalam perutku semakin meninggikan suaranya.
Akupun mulai melangkahkan kakiku, dan semakin kupercepat dan berlari menghampiri wanita tua bangka itu. Kuraih tas kulit mahalnya, menarik sekuat tenaga. Wanita itu mencoba mempertahankan tasnya, dan kemudian BUK! BUK! BUK!
Tubuhku terasa sakit, punggungku dipukuli berkali kali oleh massa yang sempat memergokiku tengah menjambret tas wanita tua itu. Akupun terkapar bersimbah darah. Kepalaku bagian belakang terasa berat. Tak seorangpun sudi menolongku. Untung saat itu aku tak dibawa mereka ke kantor polisi dan hanya membiarkanku terkapar dijalanan. Untuk beberapa waktu aku masih terkapar disana. Walaupun saat itu aku belum memasukkan makanan sedikitpun didalam perut tirusku. Kukumpulkan tenagaku, sebisa mungkin aku berjalan kembali ke kubangku, dibawah jembatan.
Dan lagi lagi suara dari dalam otakku terdengar mengejekku, “hanya itukah kemampuanmu bodoh? Hahahaha kau tak urungnya seperti kambing yang baru keluar dari terkaman srigala.”
Beberapa hari berlalu tanpa perubahan apa-apa dariku. Dua makhluk itu masih sering berteriak-teriak, memukul-mukul kepalaku dan perutku dengan tangannya hingga aku dibuatnya pusing dan sesak pada bagian perutku.Penyesalan di setiap jeda doaku dan tiap deru nafasku, perasaan itu tetap saja bergelayut di pikiranku. Perasaan bahwa diriku tak pantas dilahirkan, juga perasaan bahwa diriku hanyalah setumpuk dosa yang mengejawantah sebagai sosok hidup bernama manusia. Malam ini aku hanya menikmati hidup yang semakin sakit tak karuan. Dua makhluk itu rupannya masih saja memberontak di dalam tubuhku. Beberapa hari ini aku sama sekali tak makan, dan hanya meminum air dari sepanjang bantaran yang kumuh ini. Siapa yang akan menang? Aku ataukah mereka yang bergelayutan didalam tubuh dan berusaha menjebol benteng ketabahanku? Entahlah. Yang pasti malam ini aku hanya ingin tidur dengan membiarkan luka menganga hampir busuk dan telah merusak sebagian jaringan dalam otakku karena benturan yang keras yang kuperbuat agar makhluk makhluk itu keluar dari diriku. Aku benar benar kelaparan.
“aku tak percaya ini, kau masih saja diam tanpa ada usaha sedikitpun untuk meneruskan hidupmu?” suara itu kembali mengajakku bicara dengan nada yang semakin mengambang.
“biarkan aku seperti ini, tinggalkan aku. Aku hanya ingin Tuhanku” kataku pada dua makhluk itu.
“aku ingin bercerita mengenai perjalananku pada-Nya. Hidup di dunia ternyata tak lebih indah dari pada hidup di sana bersama Tuhanku”
“Tuhan, ijinkan aku melepas ragaku.” Nafasku mulai tersengal sengal

Dua makhluk itu tiba tiba entah kemana, aku tak mendengar mereka berceloteh lagi, tak lagi menendang nendang perutku, dan kepalaku tak lagi pusing dibuatnya. Mataku semakin mengantuk dan mengantuk, kepalaku melayang. Dan akupun tertidur membawa luka yang ditorehkan Negeri Miskin Nurani ini padaku.

Komponen-komponen Dalam Tes Kebahasaan

TES KEBAHASAAN

    D.    Komponen-komponen Dalam Tes Kebahasaan
Komponen atau unsur kebahasaan yang diteskan adalah meliputi hal-hal yang menjadi cakupan pengjaran bahasa (Indonesia). cakupan pengajaran bahasa, seperti dikemukakan diatas, adalah melliputi kompetensi kebahasaan, keterampilan berbahasa, dan kesusastraan:
1.      Tes Kompetensi Kebahasaan
Kompetensi kebahasaan yang dimiliki seseorang akan mampu membedakan antara “bahasa” dan “bukan bahasa”. Artinya ia akan mampu membedakan antara, misalnya bunyi yang merupakan bunyi bahasanya yang bermakna dengan bunyi yang bukan bahasa, kosakata bahasanya dengan yang bukan bahasa, stuktur kalimat yang gramatikal dan dapat diterima oleh para penutur asli dengan stuktur yang tak gramatikal (bukan bahasa) atau tidak dapat diterima, dan sebagainya.
2.      Tes Kemampuan Berbahasa
Kegiatan berbahasa merupakan tindak mempergunakan bahasa secara nyata untuk maksud berkomunikasi. Kegiatan berbahasa atau sebagai kebalikan kompetensi : performansi (kinerja), merupakan manifestasi nyata kompetensi kebahasaan seseorang. Tinggi rendahnya kompetensi kebahasaan seseorang pada umumnya tercermin dari kemampuan dan keterampilan berbahasanya.
3.      Tes Kesastraan
Tes kesastraan dapat dibedakan menjadi tes pengetahuan tentang sastra dan kemampuan apresiasi sastra. Pengetahuan tentang sastra mencakup bahan yang bersifat teoretis dan historis. Pentingnya pengetahuan tentang sastra sebagai alat bantu mengapresiasi karya sastra. Sesuai dengan peranannya sebagai “alat bantu”, maka tes pengetahuan tentang sastra harus bukan merupakan prioritas.

DOWNLOAD SELENGKAPNYA DISINI

Hubungan Tes Kebahasaan dengan Sifat Pengajaran Kebahasaan

    TES KEBAHASAAN

    C.    Hubungan Tes Kebahasaan dengan Sifat Pengajaran Kebahasaan
Tes kebahasaan yang dimaksudkan mengukur hasil belajar siswa hendaknya sesuai dengan sifat pengajaran bahasa yang dilakukan. Bagaimana wujud dan sifat tes sangat terikat pada sifat pengajaran bahasa yang dikenakan kepada siswa disekolah yang bersangkutan. Dengan demikian, tes yang dilakukan dapat berbeda beda terutama jika sifat dan tujuan yang akan dicapai tidak sama.
Sifat pengajaran bahasa antara lain dapat ditinjau dari kedudukan bahasa yang diajarkan kepada siswa, apakah ia berupa bahasa ibu atau bahasa pertama, bahasa kedua, atau bahasa asing. sifat pengajaran bahasa pertama tentunya akan berbeda dengan sifat pengajaran kedua dan bahasa asing,khususnya jika mempertimbangkan lingkungan dan fungsi pemakaian bahasa tersebut bagi masyarakat tempat siswa bertempat tinggal.
Pengajaran bahasa jawa bagi anak-anak yang berbahasa ibu bahasa jawa tentunya akan berbeda dengan pengajaran bahasa Indonesia yang merupakan bahasa kedua. hal itu disebabkan anak-anak telah menguasai bahasa untuk keperluan komunikasinya baik yang bersifat reseptif maupun produktif, sedang bahasa Indonesia mungkin belum dikuasainya khususnya yang bersifat produktif. akan tetapi, semakin tinggi tingkat sekolah siswa juga karena ditopang oleh lingkungan, siswa akan dapat menguasai bahasa tersebut sebagaimana bahasa ibunya. dukungan lingkungan inilah yang kurang dimiliki dalam pengajaran bahasa asing, misalnya bahasa inggris untuk siswa Indonesia.
Perbedaan sifat dan kedudukan pengajran bahasa tersebut menuntut perbedaan tes kebahasaan bagi siswa pemelajar bahasa, khususnya yang menyangkut cakupan bahan dan tingkat kesulitan butir-butir tes. bahasa Indonesia bagi siswa sekolah lanjutan sudah lebih dikuasai, sehingga tes kebahasaan yang diberikan pun dapat mencakup bahan yang luas, kompleks, menyangkut masalah stye atau bersifat apresiatif, dan mencakup fungsi komunikatif bahasa secara lebih luas dan kompleks. hal yang demikian belum dapat dilakukan untuk tes bahasa asing karena pengetahuan kebahasaan dan tingkat keterampilan bahasa siswa dalam bahasa itu masih terbatas. oleh karena itu, tes kebahasaan yang diberikan lebih terbatas cakupananya dan tingkat kesulitan butir-butir soal mudah atau sederhana, baik yang mencakup struktur, kosakata, maupun yang menyangku penguasaan keterampilan berbahasa.
Pengajaran bahasa Indonesia di sekolah lanjutan meliputi pengajaran tentang bahasa yang berkaitan dengan kompetensi linguistik, keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan tindak berbahasa (performance) atau yang menyangkut fungsi komunikatif bahasa, dan kesusastraan. pengajaran sastra menjadi bagian pengajaran bahasa Indonesia secara keseluruhan. oleh karena tujuan pengajaran bahasa ditekankan pada kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa Indonesia secara baik dan benar, pengajaran kompetensi kebahasaan harusalah tidak bersifat disktriterisolasi, melainkan dalam kaitannya dengan performanci kebahasaan. dipihak lain, karena tujuan pengajaran satra ditekankan pada kemampuan berapresiasi, pengajaran sastra haruslah tidak semata-mata berupa pengajaran tentang sastra, melainkan yang bersifat membimbing dan memberi kesempatan untuk mengapresiasi karya sastra.
Menekankan tujuan pengajaran bahasa dan sastra seperti dikemukakan diatas membawa dampak logis terhadap tes pengukur keberhasilan belajar siswa. tes yang disusun hendaklah sesuai dengan tujuan pengajaran kebahasaan dan kesastraan yang hendak dicapai.


Jenis Tes Kebahasaan

    TES KEBAHASAAN

    B.     Jenis-jenis Tes Kebahasaa
    1.      Secara garis besar terdapat tiga jenis hasil belajar yakni : tes tertulis, tes lisan dan tes tindakan.
          a.       Tes tertulis
Dalam tes tertulis, dibutuhkan lembar soal yang sudah lengkap dengan petunjuk pengerjaannya dan lembar jawaban yang akan diisi oleh peserta. Pada dasarnya ada dua bentuk soal tes tertulis yang biasa digunakan yaitu: tes uraian dan tes objektif. Tes uraian adalah bentuk tes yang menuntut jawaban berdasarkan pendapat, kreativitas, dan pengetahuan peserta itu sendiri. Peserta bebas untuk mengekspresikan dan mengorganisasi jawabannya. Dalam tes ini memungkinkan adanya variasi dalam jawaban yang diberikan oleh peserta karena jawaban yang diberikan bersifat subjektif. Oleh karena itu, pemeriksaan tes ini lebih sulit dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Siswa juga dituntut untuk berfikir logis dan sistematis, serta dapat menyampaikan gagasan melalui kemampuan berbahasanya karena tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif yang relatif tinggi dan kompleks. Dengan menggunakan tes uraian ini, seorang guru dapat mengetahui materi pelajaran mana yang belum dipahami oleh siswanya. Tes objektif terdiri dari pernyataan dan pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta tes dengan cara memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan. Bentuk tes objektif secara umum memiliki 3 tipe yaitu benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda. Dalam jenis tes ini, proses penilaian terbilang lebih mudah dan membutuhkan waktu yang singkat
b.      Tes lisan
Pada dasarnya tes lisan sama dengan tes uraian, hanya saja pelaksanaannya yang berbeda. Tes lisan dilakukan dalam suatu komunikasi langsung antara penguji dan peserta. Tes lisan digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar berupa kemampuan untuk mengemukakan pendapat-pendapat atau gagasan-gagasan secara lisan. Selain itu, tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir taraf tinggi secara lebih leluasa. Kelebihan dari tes ini adalah tidak adanya kesempatan untuk mencontek. Hanya saja tes ini sulit dilakukan secara serempak jika semua peserta mendapat soal yang sama.
c.       Tes tindakan
Tes tindakan atau biasa disebut dengan tes praktek dilaksanakan untuk mengukur keterampilan peserta dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam tes ini persoalan diberikan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh peserta. Penilaian difokuskan pada proses dan hasil tes. Tes ini dapat membantu penguji untuk mengetahui kesesuaian antara pengetahuan, teori, dan prakteknya. Sama halnya dengan tes lisan, dalam tes ini tidak ada kesempatan untuk mencontek. Dalam tujuan penilaian, ada beberapa tes yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan hasil belajar.
Dari masing-masing jenis tes kebahasaan yang telah disebutkan diatas memiliki beberapa kelemahan dalam setip jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Tes tertulis
Dalam tes uraian, seorang penguji memang dimudahkan dalam pembuatan soalnya. Namun, dalam penilaiannya justru membutuhkan waktu yang lama dan tergolong sulit karena jawaban dari peserta tes sangatlah bervariasi dan meluas. Selain itu tidak ada rumusan jawaban yang benar dan pasti. Proses penilaian juga dapat terpengaruh oleh faktor lain, misalnya keindahan dan kerapian tulisan serta panjang-pendeknya jawaban. Dalam tes objektif, waktu yang digunakan memang relatif singkat dan mudah. Peserta hanya memilih jawaban yang tersedia, akan tetapi tes ini membatasi kreativitas peserta dalam mengekspresikan jawabannya. Sehingga dapat dikatakan tes ini tidak mengukur kedalaman materi peserta, karena peserta yang tidak menguasai materi bisa menjawab soal dengan menebaknya saja.

b.      Tes lisan
Sama halnya dengan tes uraian, kelemahan dari tes lisan adalah memungkinkan untuk terjadinya ketidakadilan karena selain dari jawaban yang sangat meluas, penilaian juga dipengaruhi oleh faktor lain diluar tujuan pemberian tes. Hal ini dapat disebabkan oleh kemungkinan penguji yang menyimpang dari lingkup bahan ajar yang diujikan. Tes ini mungkin lebih sulit bagi peserta yang kurang memiliki kemampuan dalam berbahasanya karena memungkinkan tidak dapat menjawab pertanyaan secara maksimal disebabkan oleh faktor grogi dan spontanitas.

c.       Tes tindakan
Dalam tes tindakan, tugas biasanya diberikan dalam bentuk instruksi tentang kegiatan yang harus dilakukan sehingga tes ini membutuhkan perlengakapan atau alat-alat praktek yang diperlukan dan membutuhkan biaya yang relatif besar tergantung pada jenis kegiatan. Selain itu, tes ini memerlukan waktu yang lama dan sulit dalam menentukan penilaian.


Pengertian Tes Kebahasaan

TES KEBAHASAAN


   A.    Pengertian Tes Kebahasaan
Tes kebahasaan merupakan bagian dari kegiatan pengajaran bahasa secara keseluruhan. Kegiatan tes sangat diperlukan dalam pengajaran bahasa karena berdasarkan informasi tes itulah dapat dilakukan penilaian secara objektif, khususnya terhadap hasil belajar bahasa siswa. Informasi tentang hasil balajar siswa tersebut, pada giliran selanjutnya juga dapat dimanfaatkan sebagai masukan untuk meningkatkan pengajaran bahasa selanjutnnya.
Masalah dalam pengajaran bahasa terutama berkaitan dengan peningkatan keberhasilan belajar siswa dalam bahasa yang dipelajari, bahasa target, sedang masalah tes kebahasaan antara lain tentang bagaimana mengungkap hasil belajar yang mencerminkan kemampuan siswa yang mendekati sebenarnya. Tes kebahasaan yang dimaksudkan dalam penulisan ini adalah tes kebahasaan dalam kaitannya atau sebagai bagian pengajaran bahasa, baik bahasa pertama, kedua, maupun bahasa asing.
Tes kebahasaan, dengan demikian, merupakan alat yang dipakai untuk mencoba mengukur seberapa banyak siswa telah menguasai bahasa yang dipelajari. Istilah “penguasaan” terhadap suatu bahasa yang dibedakan menjadi penguasaan terhadap aspek aspek bahasa (elemen-elemen linguistik) dan penggunaan bahasa itu untuk kegiatan komunikasi. Penguasaan yang pertama bersifat teoretis, penguasaan system bahasa yang bersangkutan. oleh karena itu, penguasaan ini bersifat diskrit, kurang secara langsung berkaitan dengan fungsi komunikatif bahasa. Penguasaan terhadap aspek-aspek lingusitik suatu bahasa belum tentu berarti menguasai bahasa itu untuk kebutuhan komunikasi.
Penguasaan yang kedua bersifat praktis, menguasai bahasa target untuk maksud komunikasi sesuai dengan fungsi komunikatif bahasa. Mengingat fungsi bahasa bagi kehidupan masyarakat adalah untuk fungsi komunikatif, tes kebahasaan seharusnya ditekankan pada fungsi tersebut. Tes terhadap penguasaan aspek aspek bahasa tak ada salahnya juga dilakuakan, tetapi hendaknya dikaitkan dengan fungsi komunikatif bahasa. Tes kebahasaan hendaknya memberi kesempatan untuk dapat menunjukkan kemampuannya berbahasa.
Tes kebahasaan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan komunikatif siswa dalam bahasa target, tidak harus (dan jangan semata-mata) hanya berupa tes akhir atau sumatif saja, melainkan yang baik adalah tes dalam proses, selama masih berlangsungnya proses pengajaran. Tes dalam proses tersebut memungkinkan guru untuk secara langsung menunjukkan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Tes dalam proses merupakan tes yang bermaksud mengukur kemajuan siswa, sedang tes akhir umumnya lebih dimaksudkan untuk mengukur prestasi hasil belajar.


MTQ Sejawa Timur yang ke XXIV 2011

MTQ IN MEMORY


Suasana Acara MTQ di Madiun 2011
Pelaksanaan MTQ sejawa timur yang ke XXIV telah selesai di laksanakan dengan sukses di kota Madiun dengan dukungan berbagai pihak – pihak yang terkait, baik kalangan pemerintah kabupaten maupun masyarakat pada umumnya.  Terbukti pada tanggal 26 juni 2011 tahun lalu  terjawab  dengan banyaknya apresiasi masyarakat Madiun khususnya yang berbondong – bondong datang untuk ikut mensukseskan MTQ yang ke XXIV. Ini membuktikan bahwa Madiun bisa menggelar acara besar yang baik dan aman, tak ketinggalan pejabat – pejabat pemerintah yang ikut memeriahkan acara tersebut. Setelah seminggu berlalu banyak memori – memori indah yang bisa di kenang lewat acara tersebut dan ada hal – hal menarik yang dapat membuat kita tertawa, menangis dan sarat emosi semua tersaji dalam acara tersebut, ketika acara pembukaan di mulai pada tanggal 19 juni 2011 MTQ yang ke XXIV,terlihat sekitar  banyak penjual pernak – pernik di sekitar lokasi penyelenggaran MTQ di Madiun yang meraih untung besar dengan banyaknya pendatang dari luar kota yang berdatangan. Di tengah alun – alun yang dekat dengan masjid ada juga acara bazaar dan panggung band yang bernuansa islami, semua terlihat riang gembira dan terlihat suatu persaudaraan yang erat antar umat Bergama. Betapa indahnya simfony islami malam itu sekilas inilah perstiwa penting yang tersaji di acara MTQ di Madiun
Antusias pengunjung saat bazar dilaksanakan
      Terlihat bagaimana antusiasnya masyarakat Madiun dan sekitarnya yang melihat dan berbelanja pada bazaar tersebut, masyarakat dari berbagai lapisan ikut tumpah ruah di dalamnya. Banyak kreasi dari peserta peserta lomba yang memamerkan hasil – hasil karyanya untuk di tunjukan kepada masyarakat Madiun, ada yang kaligrafi alquran yang di persembahlan oleh kontestan dari daerah Jombang. ada pernak – pernik sebuah kaligrafi yang mempesona mata kalayak hingga menjadi kerumunan banyak orang sebagai oleh oleh untuk di bawa pulang semua dapat dilihat dari gambar di samping kaligrafi yang di pertontonkan oleh parapeserta seperti pada gambar disamping
Dari kerajinan tangan hingga makanan semua ada dalam acara bazaar tersebut.
Berawal dari Cabang Tilawatil Qur’an terdiri:
1.                     Golongan Tartil al-Qur’an putera puteri
2.                     Golongan Tilawah Dewasa Putera puteri
3.                     Golongan Tilawah Remaja Putera puteri

Perlombaan MTQ ditutup dan di lanjutkan besok, hari ke  3 dimana pada saat tak terduga terlihat beberapa anggota DPRD madiun melihat dan mencermati apa saja kekurangan dari penyelenggaran acara tersebut disini beberapa potret anggota Dewan berdasi yang sedang mengunjungi MTQ di Madiun.
Beberapa anggota dewan mengunjungi MTQ

Tanggal 26 juni 2011 pukul 17:00 diumumkanlah hasil sementara perolehan para finalis lomba baik dari cerdas cermat, baca alquran, tafsir bahasa inggris dan tafsir bahasa Indonesia,hingga pukul 18:16 perwakilan dari daerah lumajang, malang, sidoarjo silih berganti mendominasi hasil lomba ada hal menarik bila dilihat dari perwakilan lumajang dalam lomba cerdas cermat, dimana anak bernama effendi yang masih berusia belia dengan fasih mengalahkan rekan rekan atau lawanya yang diatas usianya.

Perlombaan pun segera di tutup oleh Gubernur Jawa Timur dan wakil Gubernur serta pejabat daerah Bapak Bupati Muhtarom. Setelah mau meninggalkan acara penutupan MTQyang ke XXIV. Dengan segala aspek kemajuan dan kekurangan dari apa yang terkandung pada lomba MTQ di Madiun kita bisa bangga bahwa kota madiun bisa menyelenggarakan festival besar yang berjalan damai, aman, tertib dan  lancar tanpa ada halangan dan rintangan sekecil apapun, setidaknya bisa kita banggakan dalam penyelenggaran MTQ yang ke XXIV ini.

Sinopsis “Novel Daerah Tak Bertuan”

Sinopsis menarik lainnya:

Sinopsis “Novel Daerah Tak Bertuan”

Penulis         : Toha Mohtar
Penerbit        : Grasindo


Dalam perang dikenal istilah “daerah tak bertuan” dan “demakasi”. Yang pertama diartikan sebagai daerah yang tidak dikuasai oleh salah satu pemerintahan, sedang yang kedua dimaksudkan sebagai batas pemisah yang ditetapkan oleh pihak – pihak yang sedang berperang, yang tidak boleh dilanggar salama gencatan senjata berlangsung untuk memisahkan dua pasukan yang saling berlawanan dalam medan pertempuran.
            Novel karya Toha Mochtar ini bermula dari gerombolan Item, dengan Marno, Truno, Ganda, dan Solimin yang melarikan diri dari penjara Kalisosok, yang berhasil menjarah emas dan disimpan didalam kampil. Merekapun menamai dirinya sebagai Pasukan Biru. Gerombolan tersebut bertekat membayar sisa hukuman dengan ikut berjuang membela kemerdekaan. Ternyata emas dalam kampil tersebut merupakan batu ujian bagi gerombolan tersebut yang mengakibatkan pertengkaran diantara mereka dan pergolakan batinpun ikut menyatu didiri para Pasukan Biru. Pertama – tama Item sendiri. Ia melanggar sumpah sehingga tubuhnya hancur di penggir pasar Blauran.
Setelah kejadian tersebut Marno, Ganda, Truno, dan Solimin akhirnya bersepakat untuk masuk kedalam anggota Paskan Liar pimpinan Kaelani. Dan oleh komandan pasukan liar bernama Kaelani menugaskan Pak Mantri, pensiunan Mantri garam yang ikut menjadi pasukan Liar membawa kantong permata ke Markas Pertahanan RI di Mojokerto dengan pengawalan Truno seorang bekas penjahat yang pernah dipenjarakan di Nusa Kambangan. Perintah rahasia ini hanya diketahui oleh pak Mantri, Kaelani, dan Ganda. Truno tidak mengetahui tugas yang diberikan kepada mereka ke Markas Pertahanan itu. Di tengah perjalanan ke markas pertahanan di Mojokerto, setelah selamat dari berondongan Ghurka, diluar dugaan Truno bertanya kepada Pak Mantri untuk memberitahukan apa tugas yang sangat rahasia itu. Pertanyaan yang mengandung maksud yang tersembunyi ini, apalagi berasal dari seorang bekas penghuni Nusakambangan, membuat Pak Mantri sangat berhati – hati. Mereka hanya berdua. Truno terus mendesak dengan berdiri dibelakang Pak Mantri. Truno bisa saja menembak, membuang mayat Pak Mantri ke tengah tambak, lalu melarikan kampil yang berisi permata itu ke daerah pendudukan. Akan tetapi itu semua tidak terjadi. Boleh jadi lantaran Pak Mantri menghadapinya dengan tenang, apalagi setelah Truno mendesak bahwa ia hanya ingin kepercayaan.
Semula Pak Mantri tidak mau mengatakannya karena khawatir kepada bekas tahanan itu. Namun kemudian diberitahukannya tugas yang berat mengantarkan permata itu dengan terus terang. Kepercayaan itu ternyata meluluhkan hasrat jahat bekas pembunuh dari Nusakambangan itu. Ia kembali bangkit dan bersumpah untuk setia mengawal Pak Mantri sampai ke tujuan. Sayangnya sebelum sampai tujuan, dalam perjalanan yang berbahaya itu Truno terkena pecahan peluru mortir dan meninggal dunia. Untung Pak Mantri selamat dan berhasil menyelamatkan kantong permata itu sampai ke tujuan. Meski akhirnya kampil permata itu selamat ketujuan, kematian Truno sangat mengesankan dan membekas bagi Pak Mantri. Ia pun bertekad untuk menebusnya dengan jalan menyelinap masuk ke dalam daerah pendudukan untuk membuat peta seberang kali dengan lebih sempurna. Ia mohon izin kepada Kaelani untuk melengkapi peta daerah seberang sungai Cerme yang dikuasai tentara Ghurka-Inggris. Ia akan menyelundup ke sana sendirian. Usaha yang mulia ini berakhir pula dengan kegagalan. Pak Mantri diketahui musuh, ia pun tertembak dan mati di tangan pasukan Ghurka. Bunyi tembakan itu terdengar sampai ke Daerah Tak Bertuan, dan mereka pun mengetahui apa artinya itu, Pak Mantri telah gagal menjalankan misi rahasianya. Gugurnya Pak Mantri menyebabkan Ganda merasa kehilangan.
Ketika Kaelani ada di Pos Penjagaan datang Ganda, seorang anggota pasukan liar. Ia melaporkan perihal ketidak senangannya kepada Solimin, temannya di penjara dulu, yang curiga kepadanya.  Solimin menuduhnya telah menghianatinya karena menyerahkan kampil tanpa sepengetahuannya. Solimin terus saja menuduhnya dan memastikan bahwa ganda masih menyimpan separuh kantong permata yang mereka temukan dulu.
Kecemasan Ganda terhadap tingkah Solimin memuncak ketika ia sedang jaga di pos dekat langgar. Tiba – tiba Solimin datang menanyakan kembali mengenai kampil permata yang disembunyikan Ganda, tetapi Ganda tidak mau memberitahukannya, sebab memang ia tidak membawa kampil permata tersebut. Kemudian dengan kemarahan yang amat sangat, kedua tangan Solimin terayun dengan sebulat tenaga dan kekuatannya dan sangkur jepang yang panjang dibenamkannya melalui bawah rusuk menembus jantung Ganda. Tubuh Ganda yang berat itu menumbuk dinding di bawah jendela, telentang ke samping. Diantara kelompok bekas narapidana itu, selain Item, Soliminlah yang paling bernafsu untuk memiliki sebagian dari kampil. Ia bahkan akhirnya tega membunuh Ganda sahabatnya itu. Kebetulan malam itu terdengar rentetan tembakan dari arah pendudukan. Untuk menghapus jejak, pagi harinya, Soliminlah yang melaporkan kematian Ganda kepada Kaelani. Kemudian anak buah Kaelani menemukan mayat Ganda dekat pondok kecil di Daerah Tak Bertuan. Mereka mengira Ganda meninggal ditusuk tentara Ghurka yang menyelinap ke daerah itu. Marno sahabat Ganda sejak di Kalisosok, tidak mempercayainya. Tetapi Kaelani secara diam – diam dan dirahasiakannya berkesimpulan bahwa Soliminlah yang membunuhnya. Hal itu disimpulkannya berdasarkan bayonet Jepang yang hanya dimiliki Solimin, pipa Solimim yang telah dikenalnya ditemukan di sisi mayat Ganda. Hanya kepada Mamo, wakilnya, Kaelani beritahukan.
Dalam suatu pengadilan yang dihadiri oleh Kaelani, Marno, dan terdakwa Solimin. Meski pada mulanya Solimin menolak mentah – mentah tuduhan terhadapnya dengan kepintarannya memutarbalikkan fakta akhirnya Solimin tidak bisa berkutik lagi setelah Kaelani memberikan bukti lewat sangkur jepang dan pipa miliknya yang terjatuh ketika menyeret mayat Ganda ke dekat pondok kecil di Daerah Tak Bertuan.
Setelah didesak Kaelani, barulah Solimin mau mengakui perbuatannya. Karena itu ia dihukum. Mau mati ditembak Marno di daerah pertahanan atau membalik lari menyeberang ke hulu atu pun ke hilir karena Mobin dan Alwi telah diperintahkan Kaelani menghadang Solimin jika ia berani melarikan diri yang berarti bahwa ia dikenal sebagai pengkhianat pembunuh Ganda, atau mau menyusup ke pinggir sungai Cerme untuk menggranat gardu penjagaan Ghurka yang ada di dekat jembatan, yang berarti bila ia mati akan mati terhormat sebagai pahlawan yang berani.
Solimin memilih yang kedua. Ia berhasil menggranat gardu tentara Ghurka dan bersamaan dengan itu pula ia tertembak mati.
Esoknya anak – anak pasukan yang hadir pada waktu pemakaman jenazah Solimin. Semua menundukkan kepala, tak banyak yang bicara, keharuan yang dalam menyelubungi mereka. Tak seorangpun mengetahui peristiwa yang sebenarnya seperti yang dikehendaki oleh Kaelani. Tidak Mobin juga Alwi. Ternyata Kaelani tidak menyuruh Mobin ataupun Alwi untuk berjaga di hulu dan di hilir daerah pertahanan karena itu adalah siasat yang dibuat Kaelani. Dua orang bekas tahanan penjara Kalisosok yang paling akhir dalam pasukan liar yaitu Ganda dan Solimin telah gugur dalam jarak sehari. Selesai tanah ditimbun, menyusul doa yang khidmad yang dibacakan oleh Mobin, semua pasukan tak terkecuali Kaelani komandan Pasukan Liar meninggalkan tempat pemakaman Solimin. Malamnya anak – anak dari Pasukan Liar menyebar diri menempati penjagaan dalam bekas – bekas reruntuhan gedung, dalam pos – pos pengadangan, dalam gubuk – gubuk reyot sepanjang garis perbatasan yang paling depan. Tapi tentara Inggris di seberang kali itu tidak mengganggu mereka. Kisah gugurnya Ganda dan Solimin dibawa oleh anak – anak pasukan itu, mereka bisikkan dalam jaga dan mereka hidupkan dalam bayangan. Kalisosok memberikan pahlawan lagi untuk revolusi.
Istri Solimin datang ke pemakaman suaminya seminggu kemudian. Dengan membawa anaknya bercucuran air mata karena telah ditinggalkan suaminya begitu cepat. Tanpa disengaja ia bertemu Mobin. Percakapan pun terjadi. Saat itulah istri Solimin meminta Mobin untuk mempertemukanya dengan ketua Pasukan. Dan pagi itu Mobin dan Alwi mengantarkan istri Solimin menemui Kaelani. Saat itu Kaelani berada sendiri di gudang padi. Sejak Solimin mati, gudang itu dipakai sebagai markas kecil buat mengatur anak buahnya bergilir menempati kubu kubu pengadangan. Tiba tiba datanglah Mobin membawa istri Solimin. Awalnya Kaelani tidak mau menemuinya, tapi karena istri Solimin telah masuk kedalam apa boleh buat ia terpaksa menemuinya. Dalam percakapan tersebut Kaelani menceritakan banyak hal kepada wanita tersebut. Istri Solimin juga merasa bangga setelah mendapat penjelasan dari Kaelani bahwa suaminya meninggal secara terhormat karena melaksanakan tugas dengan baik dan berani. Kaelani memang sengaja tidak menceritakan kejadian sesungguhnya kepada istri Solimin karena ia tidak ingin Solimin menjadi buruk di mata istrinya hingga akhir hayatnya. Setelah perbincangan usai Istri Solimin meminta diri hendak mengungsi kembali ke desa Semampir, di pinggiran kota Kediri. Pertemuan itu memberikan kesan yang mendalam di hati Kaelani.
Tak berapa lama setelah itu tiba-tiba terdengar ledakan dahsyat tiga kali. Belum pernah Kaelani mendengar ledakan yang demikian dahsyat, juga tidak ketika orang-orang Inggris menyerang pinggiran Surabaya dengan meriam-meriam pada permulaan revolusi. Jalan sebelah barat telah putus di 3 tempat. Batu-batu  berhamburan berpuluh meter. Tahulah Kaelani bahwa tentara Ghurka telah mencoba memutuskan hubungan Gersik dan Lamongan, satu-satunya daerah perbekalan dan sumber bantuan. Banyak korban berjatuhan, di antaranya terdapat istri dan anak Solimin. Ironinya Marolah yang saat itu menolongnya. Kaelani dan Marno saat itu tertegun penuh keharuan. Minah datang dari daerah pendudukan hanya ingin tahu pasti di mana kuburan Solimin, suaminya. Keinginan atau lebih tepatnya kesetiaan terhadap suaminya itu harus dibayar dengan mahal. Mayat-mayat itu dikuburkan di belakang mesjid  secara  tergesa-gesa  karena  keadaan  sudah  sangat mendesak.

Kaelani menyadari bahwa musuh akan ke Daerah Tak Bertuan. Mengingat keadaan yang makin berbahaya, Kaelani memutuskan untuk meninggalkan Daerah Tak Bertuan yang sebentar lagi akan diduduki musuh. Dengan anak buahnya Kaelani menuju ke arah barat membentuk kantong pertahanan baru, untuk melanjutkan perjuangan. Semua kisah kisah mengenai sahabat sahabatnya tak bakal mati, tentang manusia yang bersedia menjadi tumbal bagi kemerdekaan Indonesia.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Blog DaSaBHuMi - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger