1) pengertian morfem;
2) perbedaan morfem, morf, dan alomorf;
3) perbadingan morfem dengan kata;
4) paradigma; dan
5) prinsip-prinsip pengenalan morfem.
B.
Morfem dengan Morf dan Alomorf
Banyak morfem yang hanya mempunyai satu struktur yakni jumlah maupun urutan
fonemnya selalu tetap. Di lain pihak, banyak morfem yang mempunyai beberapa
struktur fonologis, misalnya morfem peN- mempunyai struktur-struktur fonologis pe-,
pem-, pen-, peng-, peny-, dan penge-, seperti terlihat pada
kata-kata: pelari, pembimbing, pendengar, penguji, penyakit, dan pengecat.satuan-satuan
pe-, pem-, peng-, peny-, dan penge- masing-masing disebut morf
yang semuanya alomorf dari morfem peN- (Ramlan, 1983 : 27;
Prawirasumantri, 1985 : 128; Ahmadslamet, 1983 : 27; Keraf, 1983 : 51). Jadi
dapatlah dikatakan bahwa morfem peN- mempunyai morf-morf pe-,
pem-, pen-, peng-, peny-, dan penge- sebagai alomorfnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa alomorf itu merupakan
variasi bentuk suatu morfem. Keraf (1982 : 51) mengatakan bahwa variasi itu
disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya. Maksudnya, bergantung
kepada jenis fonem awal sebuah satuan yang dilekati oleh morfem tersebut.
Perubahan /N/ itu harus homogen. Sebagai contoh /N/ akan menjadi /m/ apabila
dilekatkan pada bentuk dasar yang diawali fonem /b/. fonem /m/ dan /b/
sama-sama bunyi bilabial. Sedangkan yang dimaksud dengan morf adalah wujud
kongkret dari alomorf itu sendiri.
No comments:
Post a Comment