Hubungan Semantik dan Disiplin Ilmu Lain
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hubungan Semantik dan Disiplin Ilmu yang lain, tentunya kalian harus sudah paham dan jelas tentang apakah yang dimaksuk dengan semantik itu. Jika belum, kalian bisa melihatnya pada postingan saya yaitu Pengertian Semantik berikut ini.
Sebenarnya persoalan makna bukan saja dipelajari dalam semantik tetapi juga filsafat, logika dan psikologi. Dengan kata lain bahwa adanya hubungan antara linguistic yang memelajari makna dengan disiplin ilmu-ilmu lain diatas. Hubungan tersebut dikemukakan oleh George (i64:24) sebagai berikut :
Sebenarnya persoalan makna bukan saja dipelajari dalam semantik tetapi juga filsafat, logika dan psikologi. Dengan kata lain bahwa adanya hubungan antara linguistic yang memelajari makna dengan disiplin ilmu-ilmu lain diatas. Hubungan tersebut dikemukakan oleh George (i64:24) sebagai berikut :
Telah diketahui bahwa manusia dalam
berkomunikasi menggunakan kalimat(namun ada pula yang berkomunikasi secara non
verbal). Kalimat merupakan kajian sintaksis, sedangkan kalimat diucapkan oleh
manusia mengandung makna. Dengan demikian dapat dilihat adanya hubungan antara
tataran linguistic berupa sintaksis dan semantik.
Lebih lanjut George (1964) berpendapat
bahwa selain hubungan antara linguistic, psikologi, logika dan filsafat, tampak
pula kedudukan pragmatic semantik behavioral. Kemudian ada pula hubungan antara
linguistic, psikologi, logika dan filsafat, tampak pula adanya filsafat linguistic.
Batas-batas pendekatan seorang linguis,
filsuf, psikolog, dan orang yang bergerak dalam bidang logika dalam semantik
susah untuk dijelaskan.
Semantik sebagai ilmu, memelajari
pemaknaan dalam bahasa dan terbatas pada pengalaman manusia. Jadi, secara
ontologism semantik membatasi masalah pada pengalaman yang dikajinya hanya pada
persoalan yang terdapat didalam ruang lingkup jangkauan pengalaman manusia.
Selain itu semantik membicarakan apa yang ditandai. Hal tersebut dikemukakan
oleh Morris (1946) dalam bukunya berjudul signa, language dan behavior. Jadi
jika seekor anjing bereaksi berharap adanya makanan apabila mendengar bel, maka
bel tersebut sebagai penanda adanya makanan. Sifat kemajemukan
bahasa sering menimbulkan kekacauan semantik, misalnya dua oarng sedang
berkomunikasi menggunakan kata yang sama untuk pengertian yang berbeda, atau
sebaliknya. Namun kekacauan semantik dapat dihindari dengan prinsip kooperatif.
Namun Kempson (1997:6) prinsip kooperatif berhubungan dengan kuantitas kata,
kuantitas pembicaraan, hubungan pembicaraan dan penyampaian yang jelas.
No comments:
Post a Comment