CONTOH ANALISIS KESALAHAN KATA KATA YANG BERASAL DARI BAHASA KUNA
Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia
karangan Poerwadarminta dijelaskan bahwa yang dimaksud kuna ialah kata kuna
mengacu kepada kuno berasal dari bahasa jawa yang berarti
1.
Lama (dari jaman dahulu) ; dahulu kala,
misalnya buku, buku peninggalan jaman dahulu, jaman dahulu kala, purbakala.
2.
Kolot ; tidak modern
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa kuna ialah bahasa yang digunakan pada masa lampau atau jaman dahulu.
Sajarah pertumbuhan bahasa Indonesia sangat erat
hubungannya dengan bahasa daerah dan bahasa asing. Bahasa yang kita angkat
menjadi bahasa Nasional adalah bahasa Melayu.
Tetapi antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu tidaklah sama atau bahkan identik. Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang telah diperkaya dengan berbagai unsur bahasa daerah dan bahasa Asing, sehingga ia telah menjelma menjadi suatu bahasa baru, yaitu bahasa Indoenesia.Kita tidak mungkin membicarakan bahasa Indonesia sekarang tanpa menyinggung bahasa kuna yang berakar dari bahasa daerah atau bahasa Asing itu. Bahasa yang satu erat kaitannya dengan bahasa yang lainnya. Bahasa itu saling berpenggaruh, dan memiliki hubungan timbal balik. Namun hubungan itu mempunyai dampak positif dan negatif. Positif dalam hal sumbangannya untuk memperkaya bahasa Indonesia, dan negatif dalam hal timbulnya interferensi antara kedua bahasa itu.Dalam hal bahasa Indonesia, ada pengaruh bahasa daerah atau bahasa asing tidak berarti harus menutup diri, bahkan kata kata yang dipungut dari bahasa daerah atau bahasa asing itu dibina pengembangannya, suatu waktu ia kelak akan mantab.
Takdir
berasal dari bahasa Arab yang berarti “ketetapan Tuhan, kektentuan Tuhan,
keputusan Tuhan”. Takdir adaah suatu ketetapannya Tuhan yang tidak dapat diubah
oleh manusia karena diluar kekuasaannya
Sedangkan
nasib berasal dari bahasa Arab juga
mengandung arti “apa yang terjadi atas seseorang yang sudah ditentukan oleh
Tuhan”. Nasib dapat berubah.Contoh
penjelasannya :
2. Sewenang-wenang dan tidak semena-mena
Kata sewenang-wenang diambil dari bahasa Jawa yaitu wenang yang
artinya “Hak dan kekuasaan (untuk melakukan sesuatu)”. Sewenang-wenang artinya
sesuka hati (tanpa mengindahkan hak orang lain)Tidak
semena-mena diambil dari bahasa Sansekerta manas artinya “sebab”Tidak semena-mena arti yang sebenarnya
dalah “tanpa sebab”Contoh penjelasannya :Laki
laki itu berbuat semena-mena terhadap pamannya artinya laki laki itu berbuat sesuatu yang tidak baik terhadap
pamannya tanpa sebab.Kesalahan
yang sering dilakukan masyarakat Indonesia ialah kata sewenang-wenang
sering dikatakan juga berbuat semena-mena, seharusnya tidak
semena-mena
3. Limbah
Kata
limbah awalnya hanya hidup dalam bentuk perlimbahan yang artinya “bagian yang
kerendahan di belakang dapur, dan semua air bekas cucian piring, dan sebagainya
dibuangkanKesalahan
yang dilakukan masyarakat Indonesia ialah kata limbah diterapkan untuk buangan
barang barang yang tak terpakai. Misalnya, limbah pabrik artinya barang barang
yang terbuang dari pabrik.
4. Arwah-arwah
Kata
arwah diambil dari dari bahasa Arab. Dalam bahasa Arab arwah merupakan bentuk
jamak, sedangkan bentuk tunggal adalah ruh/roh.Contoh
penjelasannya :Semoga
arwah-arwah mereka diterima Tuhan disisi-Nya.Kalimat
tersebut salah, seharusnyaSemoga
arwah mereka diterima Tuhan disisi-Nya.Kesalahan
yang sering dilakukan masyarakat Indonesia ialah menggunakan kata arwah-arwah,
sebab kata arwah tidak perlu diulang untuk menyatakan jamak karena kata arwah
itu sudah banyak terkandung ruh/roh.Selain
itu juga terdapat beberapa kata pungut dari bahasa Arab berbentuk jamak, tetapi
dalam bahasa Indonesia digunakan dalam bentuk tunggal. Contohnya ulama, anasir,
kubur.
5. Pirsawan
Pirsawan
dipungut dari bahasa JawaBentuk
dasarnya dari “pirsa” yang artinya tahuKata
kerja dalam bahasa Indonesia ialah “memirsa”Contoh
penjelasannya :“para
pirsawan sedang berkumpul
menyaksikan pertandingan sepak bola di televisi”Dalam
bahasa Indonesia bentuk memirsa tidak berkembang. Kata pirsawan dan pemirsa
sama-sama berarti “memirsa”, artinya orang yang me-….Dalam
bahasa Indonesia dinyatakan oleh awalan pe-…. dan tidak boleh diakhiri dengan akhiran
–wan yang berasal dari bahasa Sansekerta.Jadi
bentuk “pirsawan” yang berarti orang yang menonton televisi sebaiknya diganti
dengan kata “pemirsa”.
6. Do’a
Dalam
EYD telah ditetapkan bahwa tanda tanda diakhiri tidak lagi digunakan
dalam penulisan kata kata Indonesia, misalnya titik dua di atas vocal, garis
miring di atas huruf e (ekor), koma ain, koma wasla. Tanda tanda itu dianggap
menghambat kecepatan penulisan kata sehingga ditetapkan agar tidak dipakai
saja.Contoh
penjelasannya :Do’a
seharusnya doaAbdu’llah
seharusnya Abdullah
7. Paskasarjana
Kata
paskasarjana salah, seharusnya pascasarjana. Kata pasca berasal dari bahasa
Sansekerta yang berarti “sesudah” yang sama dengan bahasa Arab bakda.Contoh
pembahasan :Kesalahan
yang sering dilakukan masyarakat Indonesia ialah mengucapkan kata pasca menjadi
paska. Bunyi C pada kata kata pasca bunyinya sama dengan kata caci,
cuci, ciri. Jadi jangan diucapkan paska. Sedangkan kata pasca sendiri merupakan
unsur yang tidak dapat berdiri sendiri seperti kata panca, dwi, tri, pra, swa,
tan, non.
8. Berpetualang
“saya
ingin berpetualang ke Gurun Sahara”Kata
berpetualang tidak tepat seharusnya bertualang.Bentuk
dasar sebenarnya ialah “tualang”.Bertualang
dapat diartikan : 1. Mengembara kemana-mana tak tentu tujuan;2.
Melakukan pekerjaan secara tidak jujur.Orang
yang melakukan pekerjaan tualang ialah petualang.Jadi
berpetualang harus diganti dengan bertualang
9. Menyubit
Menyubit
merupakan bentukan dari bahasa daerah, seperti halnya bahasa Sunda, bahasa Jawa
bentuk aktif kerjanya ialah :Cubit menjadi nyubitCari
menjadi nyari fonem /c/ pada awal kata dasar luluh diganti
dengan bunyi nasal /n/Curi
menjadi nyuriTetapi
dalam bahasa Indonesia tidak. Fonem /c/
pada awal kata dasar tidak luluh dan awalan yang muncul adalah men-Jadi
yang benar adalah mencubit, mencari, dan mencuri.
10. Laki
Kata
laki diambil dari bahasa Jawa berarti “suami”Dalam
bahasa Indonesia baku kata laki tidak sama maknanya dengan kata laki-laki. Laki
berarti suami sedangkan laki-laki berarti pria.Contoh
pembahasan :“Orang
laki boleh masuk, orang perempuan tinggal di luar”.Kalimat
diatas salah. Kalimat tersebut bukanlah kalimat bahasa Indonesia yang resmi
melainkan dialek.Seharusnya,
“pria dibolehkan masuk, dan wanita tidak”.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa kuna ialah bahasa yang digunakan pada masa lampau atau jaman dahulu.
Tetapi antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu tidaklah sama atau bahkan identik. Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang telah diperkaya dengan berbagai unsur bahasa daerah dan bahasa Asing, sehingga ia telah menjelma menjadi suatu bahasa baru, yaitu bahasa Indoenesia.Kita tidak mungkin membicarakan bahasa Indonesia sekarang tanpa menyinggung bahasa kuna yang berakar dari bahasa daerah atau bahasa Asing itu. Bahasa yang satu erat kaitannya dengan bahasa yang lainnya. Bahasa itu saling berpenggaruh, dan memiliki hubungan timbal balik. Namun hubungan itu mempunyai dampak positif dan negatif. Positif dalam hal sumbangannya untuk memperkaya bahasa Indonesia, dan negatif dalam hal timbulnya interferensi antara kedua bahasa itu.Dalam hal bahasa Indonesia, ada pengaruh bahasa daerah atau bahasa asing tidak berarti harus menutup diri, bahkan kata kata yang dipungut dari bahasa daerah atau bahasa asing itu dibina pengembangannya, suatu waktu ia kelak akan mantab.
Contoh contoh Pemakaian Kesalahan Kata – Kata yang Berasal dari Bahasa Kuna dan Analisisnya
1. Takdir dan Nasib- Saya dilahirkan sebagai laki laki, sebagai orang Indonesia, berkulit hitam, dan hari kematian tiap manusia (Takdir)
- Saya miskin, saya bodoh, saya tidak punya (Nasib)
2. Sewenang-wenang dan tidak semena-mena
4. Arwah-arwah
5. Pirsawan
6. Do’a
7. Paskasarjana
8. Berpetualang
9. Menyubit
10. Laki
2 comments:
Ternyata banyak hal yang belum kita ketahui dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baku :) Thanks atas tulisannya ini, dik...
terimakasih kembali bang
Post a Comment